Coaching versus Designing
Pernah melihat seorang pelatih atau coach Basket ikut dalam pertandingan ? sepertinya tidak deh sob .. coach memberikan instruksi, arahan bahkan pertanyaan – pertanyaan yang merupakan simulus untuk memberikan jalan keluar bagi problem yang di hadapi oleh tim, kalau kata bu tedjo “tilik” “mbok wong ki seng solutip” 😀 .
Tanggung jawab sepenuhnya keberhasilan goal 100% adalah coachee, coach hanya akan membantu coachee agar melakukan lebih efektif dan efisien. Dan biasanya teknik yang paling banyak di lakukan oleh coach adalah dengan bertanya.
Namun sebelumnya memulai coaching biasanya pengen tahu terlebih dahulu, apakah calon coachee ini siap untuk menerima dia sebagai coach dan dengan rela untuk menerima coaching. Seorang coach biasanya tidak akan memulai coaching kalau calon coachee belum bisa menerima dirinya akan di coaching.
Caranya gimana tuh coach bisa tau bahwa calon coachee sudah siap menjadi coachee ? kalau di tanya langsung mungkin aja akan di jawab, “ ya saya siap” 🙂 , oleh karena itu, biasanya coach akan memberikan pertanyaan – pertanyaan yang harus di jawab sehingga coach akan mengambil kesimpulan bahwa apakah sudah siap atau belum.
Apabila calon coachee sudah siap menjadi coachee, maka coach siap untuk melakukan tugasnya.
PENENTUAN GOAL
Di awal coaching, coach akan memberikan bimbingan atau “rangsangan” kepada coachee untuk menemukan goal atau tujuan yang sesungguhnya agar terarah untuk langkah selanjutnya. Dengan ditemukan nya goal yang utama maka di harapkan coachee lebih terarah mencapainya.
Kemudian setelah menemukan goal yang sesungguhnya, kembali coachee dibimbing untuk menemukan lagi kira – kira apa saja yang di perlukan untuk mencapai tujuan.
STRATEGI
Kembali seorang coachee akan dibimbing oleh coach untuk menemukan strategi yang tepat disesuaikan dengan kondisi coachee dan goals yang sudah di rumuskan sebelumnya. Coach akan kembali memberikan pertanyaan – pertanyaa yang fungsinya untuk membuka ide – ide dari coachee sehingga output nya adalah cara – cara atau strategi yang akan di lakukan oleh coachee dalam mencapai goal.
Biasanya akan muncul beberapa kelompok ide untuk di lakukan , misal apa yang di lakukan di unit/ divisi finance, apa yang harus di lakukan di divisi HR dan lain – lain. Nah setelah itu akan di susun secara lebih detail untuk di lakukan oleh coachee dalam bentuk tugas dari coach.
MONITORING
Selanjutnya coach akan mengawasi apakah tugas – tugas di jalankan oleh coachee dengan baik dan sesuai dengan jalurnya. Coachee di tuntut untuk konsisten dalam menjalankan program kerjanya. Hal ini juga berhubungan dengan reward dan konsekwensi yang harus di terima oleh coachee apabila tidak melakukannya. Dari coach kah reward dan konsekwensinya ? tidak dong. Reward dan konsekwensi yang memberikan ya dari coachee itu sendiri, apabila berhasil dia berhak untuk menerima reward.
Hal ini melatih coachee untuk semakin mandiri dan kompeten di bidang nya, sehingga nanti dia apabila menemukan permasalahan lagi, akan dengan lebih mudah menyelesaikannya. Oleh karena itulah, coaching seharusnya tidak dilakukan dalam kontrak yang panjang, seharusnya tidak lebih lama dari 6 bulan sampai dengan 1 tahun.
DESAIN GRAFIS
Desain grafis atau rancang grafis adalah proses komunikasi menggunakan elemen visual, seperti tipografi, fotografi, serta ilustrasi yang dimaksudkan untuk menciptakan persepsi akan suatu pesan yang disampaikan. Bidang ini melibatkan proses komunikasi visual dan desain komunikasi. (menurut wikipedia).
Orang yang melakukan proses desain grafis biasa disebut Graphic Designer.
Berbeda dengan coaching dimana seorang coach tidak ikut melakukan eksekusi , maka justru seorang desainer grafis justru yang melakukan eksekusi dengan menggambar, layouting desain, dan bermain typography setelah dia berperan sebagai “translator” dari user yang ingin memberdayakan skill desainer.
Jadi kurang lebih proses yang di lakukan seorang desainer grafis, antara lain :
BERTANYA
Desainer grafis akan bertanya beberapa hal ketika user akan menggunakan jasanya.
- Peruntukan desain untuk apa? Promo, Event, atau produk
- Media desain. Apakah untuk keperluan offline atau online ? offline yang di maksud adalah media yang akan di cetak, online untuk website, media sosial atau untuk lainnya. Hal ini akan berlanjut ke ukuran medianya, agar nantinya tampilan yang dihasilkan juga lebih optimal.
- Konsep dasar , biasanya hal ini berhubungan dengan segment target dari user, misalnya promo tentang belanja kebutuhan harian, berarti targetnya adalah emak – emak misalnya, so mungkin dari segi warna, informasi yang perlu ditonjolkan apa ? apakah produk atau harga ?
- Isi. Desain yang akan di kerjakan nanti isinya apa? Isi dapat berupa text atau image. Yang lebih tau pastinya user bukan seorang desainer.
DUMMY
Proses selanjutnya, desainer membuat semacam desain awal untuk di ajukan ke user yang biasa di sebut dengan approval.
User akan memilih mana yang sesuai yang di harapkan walaupun nanti akan ada beberapa revisi lagi untuk di lanjutkan ke proses revisi, dan biasanya revisi nya tidak cukup sekali 🙂 . Hal ini terjadi kalau user sudah ada gambaran mengenai konsep dasar, nah kalau belum biasanya juga desainer tetap akan mengajukan beberapa pilihan konsep namun tidak satupun konsep yang di ajukan akan di lanjutkan ke tahap berikutnya.
Kemungkinan akan muncul konsep baru setelah desainer mengajukannya, sehingga dapat di katakan salah satu pekerjaan desainer adalah memancing munculnya konsep yang diinginkan user yang sebenarnya (hampir samalah ya dengan coach .. ) :p
REVISI – APPROVAL – REVISI – DONE
Proses akan berulang hingga akhirnya desain siap di gunakan oleh user. Keadaan ini tergantung dari user dan desainer ya sob 🙂
COACHING
- Proses membimbing dan memberikan insight biasanya dalam bentuk pertanyaan – pertanyaan
- Perlu kesiapan coachee untuk menerima dicoaching.
- Metode yang digunakan adalah dengan sering bertanya
- Di butuhkan skill dalam bidang komunikasi dan “ngulik” apa yang sebenarnya di inginkan oleh coachee>
- Tidak melakukan tugas yang di rumuskan, karena yang melakukan tugas adalah coachee
- Waktu lebih flexible, namun di anjurkan untuk tidak lebih dari 1 tahun
- Output terakhir adalah agar coachee lebih mandiri dan mampu menyelesaikan problem
DESIGNING
- Proses membuat dan memberikan insight biasanya dalam bentuk dummy design
- Perlu kesiapan budget client untuk memutuskan design menggunakan jasa pihak ke-3.
- Metode yang digunakan adalah membuat dummy design
- Di butuhkan skill dalam bidang penguasaan aplikasi desain dan “ngulik” apa yang sebenarnya di inginkan oleh client serta kreativitas>
- Melakukan tugas desain
- Waktu tergantung dari kesepakatan bersama.
- Output terakhir adalah desain grafis yang sesuai dengan kebutuhan client
Terima kasih